logo

logo
logo gunadarma

Sunday, February 20, 2011

Perkembangan Sistem Perekonomian Indonesia


PENDAHULUAN
Perekonomian Indonesia  sejak awal pemroklamirkan Kemerdekaan Indonesia sampai  saat ini terus berkembang, perkembangan terus terjadi dan terus meningkatkan perekonomian Indonesia.Berawal dari tanggal 17 Agustus 1945 hingga perkembangan dalam masa pembangunan. Dalam proses perkembangan ekonomi tidak sedikit mengalami pasang surut dan kendala-kendala yang banyak menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bagaimana perkembangan ekonomi dan penyelesaian masalah ekonomi pada tahun yang sudah lewat akan di bahas pada pembahasan Sistem Perekonomian Indonesia.
PEMBAHASAN
            Perkembangan ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaan yang diawali dengan memperbaiki keadaan ekonomi dalam negeri, berbagai system, cara dan kebijaksanaan.Hal ini juga ditunjang dengan ekspor Indonesia.Namun segala usaha yang Pemerintah lakukan pada saat itu untuk memperbaiki kehidupan ekonomi dalam negeri dengan bebagai system, cara dan kebijaksanaan tidak memperoleh hasil yang diharapkan. Sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaan di tahun 1945, secara resmi ia sudah memilik perencanaan pembangunan dalam setiap periode pemerintah yang dimulai sejak dibentuknya komite pembangunan Strategis tahun 1945. Namun karena komite tersebut dibentuk pada saat revolusi melawan penjajahan Belanda, sehingga tidak memungkinkan pada saat itu melakukan perencanaan ekonomi. Program pemerintah pada saat itu diarahkan pada diplomasi politik dan perang terhadap Belanda yang berupaya merebut kembali Indonesia sebagai Negara bekas jajahannya. Kemudian padab tahun !951, pemerintah menyusun Rencana Urgensi Perekonomian (RUP) namun karena adanya kenyataan bahwa
1.      Struktur ekonomi masih bersifat colonial.
2.      BNI belum dinasionalisir
3.      Pengangkutan umum masih berada ditangan belanda.
Maka sukar untuk mengganti kekuatan ekonomi secara radikal. Rencana Urgensi Ekonomi dilanjutkan dengan Rencana Lima Tahun Pertama (1955-1960). Tetapi Rencana Lima tahun Pertama ini tidak berhasil dan mengalami kegagalan dalam pelaksanaannya tetapi RAPELITA memberikan hasil yang sangat baik dan pesat dalam merubah perekonomian Indonesia.
Rencana Lima Tahun Pertama (1955-1960)
1.      Disusun oleh Biro perancang Negara yang kemudian merupakan Rencana Ekonomi Pemerintah saat itu (Kabinet Ali Sastroamidjojo, September 1956)
2.      Pada saat itu situasi makin tidak menentu akibat perasaan anti Belanda yang kian meningkat dalam persoalan Irian Barat yang telah menjadi besar dan berkelanjutan dengan pengambilalihan perusahaan-perusahaan belanda belanda. Akibatnya, kebijaksanaan ekonomi yang dijalankan sebagai konsekuensi dianutnya rencana Lima Tahun Pertama, praktis tidak ada. Singkatnya kondisi politik menyebabkan persoalan ekonomi terlupakan dan terabaikan sehingga rencana Lima Tahun Pertama tidak berjalan dengan baik.
REPELITA
1.      Repelita disusun oleh BAPPENAS dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat melalui diskusi-diskusi (Lembaga-lembaga Negara, Departemen Teknis/LPND,BAPPEDA, Teknokrat/Perguruan Tinggi, Teknisi, Kaum Politisi, Pemuka Masyarakat, Swasta dan sebagainya)
2.      Repelita yang merupakan suatu rencana indikatif yang meliputi jangka waktu lima tahun, diterjemahkan secara lebih lengkap dan terperinci dalam rencana tahunan.
3.      Rencana tahunan tersebut dirumuskan secara terinci sampai tingkat proyek-proyek berdasarkan prioritas sektoral, dengan sasaran biaya yang jelas yang tercermin dalam APBN. Dengan demikina tahun demi tahun termasuk penyediaan biaya telah terlebih dahulu disetujui DPR, dalam bentuk undang-undang sesuai pasal 23 ayat (1) UUD 1945
4.      Repelita adalah penjabaran ydari GBHN (garis-garis besar haluan Negara yang ditetapkan sendiri oleh rakyat melalui DPR.
Dari gambaran diata terlihat jelas bahwa keberhasilan REPELITA terjadi karena recananya terstruktur secara rapid an benar-benar berdasarkan kebutuhan rakyat sehingga jelas sasarannya. Hal ini yang menyebabkan REPELITA telah berhasil dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat walaupun dalam pelaksanaan banyak tantangan-tantangan yang harus dihadapi.
            Demikian rencana Lima Tahun Pertama (1955-1960) yang telah mengalami kegagalan dalam pelaksanaannya, sebagaimana telah diutarakan, kemudian dilanjutkan dengan Rencana Delapan Tahun. Sebagaimana dengan nasib Rencana Lima Tahun pertama yang mengalami kegagalan dalam pelaksanaanya, demikian juga dengan rencana Delapan Tahun ini, iapun telah mengalami kegagalan. Kegagalan yang harus dialami Rencana Delapan Tahun ini disebabkan antara lain
1.      Rencana Delapan Tahun disusun/dipersiapkan oleh Dewan Perancangan Nasional (Depenas ) yang sebagian besar adalah kaum politisi, dengan diketuai oleh politikus senior Prof.Moh.Yamin.
2.      Akibat dari hal itu ,bahwa dalam rencana Delapan Tahun tersebut tercermin pengaruh politik yang melebihi pengaruh ekonomi, hal ini diperkuat lagi ketika presiden soekarno sendiri (Presiden pertama RI) pada tahun 1959 mengambil alih kekuasaan eksekutif.
3.      Pemerintah yang silih berganti tidak memberikan kemantapan kebijakansanaan ekonomi..
Keadaan tersebut diatas merupakan hambatan-hambatan pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi yang sehat. Pengaruh lebih lanjut dari keadaan tersebut diatas, telah membawa akibat bahwa Indonesia sejak tahun 1950-1957 Indonesia tenggelam dalam system ekonomi liberal dengan persaingan bebas tanpa bimbingan dan pengarahan dari pemerintah. Kemudian sejak tahun 1957-1966 saat partai komunis ikut menentukan kebijakan pemerintah, system ekonomi Liberal berubah menjadi system ekonomi etatisme dimana praktis segala kegiatan ekonomi diatur Negara.
Didalam ekonomi etatisme (ekonomi komando) kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil dalam rangka memperbaiki kehidupan ekonomi saat itu, lebih dititikberatkan pada pertimbangan politis daripada pertimbangan ekonomi, yang bertentangan dengan landasan hukum sistem perekonomian Indonesia, yaitu UUD 1945 dan Pancasila. Akibat kebijakan Pemerintah yang lebih menitikberatkan pada masalah politik, sehingga mengorbankan masalah-masalah ekonomi sebagai berikut
1.      Sarana produksi dan komunikasi kian bertambah rusak yang mengakibatkan ekspor menurun/merosot (1960 masih US$ 620juta kemudian turun menjadi US$ 459juta ditahun 1965),produksi menurun, supli kebutuhan pokok menurun seperti beras, gula, minyak tanah, BBM, dan kebutuhan pokok lainnya. Masyarakat terpaksa mengantri untuk mendapatkannya.
2.      Hutang-hutang Luar negeri dipergunakan untuk proyek-proyek “mercusuar” serta proyek-proyek lain yang tidak didasari pada perencanaan serta penelitian teknis, akibatnya terjadi pemborosan keuangan Negara.
3.      Defisit Anggaran Negara kian membesar yang ditutup dengan cetak uang baru. Tahun 1963 devisit APBN sebesar Rp 1,39 milyar, tahun 1964 sebesar Rp 3,35 milyar dalam tahun 1965 meningkat menjadi Rp 15,27 milyar.
4.      Antara tahun 1960-1965 laju pertumbuhan pendapatan rata-rata penduduk mencapai 0,6% /tahun,karena laju pertumbuhan ekonomi (2,2%) lebih lambat dari laju pertumbuhan penduduk (2,8%).
Gejala kemerosotan perekonomian Indonesia itu disebabkan oleh pelaksanaan perekonomian Indonesia yang tidak sesuai dengan system perekonomian Indonesia yang menganut system perekonomian demokrasi sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila.
PENUTUP
       Dalam perkembangan system ekonomi Indonesia banyak mengalami pasang surut sehingga dengan pengalaman yang sudah-sudah seharusnya pemerintah bias lebih meningkatkan system ekonomi Indonesia dengan baik dan benar agar kegagalan-kegalan perekonomian tidak lagi terjadi di Indonesia dan tingkat kemakmuran Indonesia semakin meningkat dan terus berkembang pesat dalam proses penjalanannya. Dan usaha tersebut dapat berhasi juga karena perencanaan yan g matang dan strategis sehingga kegagalan dapam prose peningkatan kemajuan ekonomi dapat tercapai minimal kegagalan dapat diminimalisir agar Negara Indonesia dapat berkembang dengan pesat Perekonomiaannya
           

SUMBER          : “Perekonomian Indonesia” Zulkarnain Djamin.
Disusun oleh    :Silmi Izzati
kelas                :1EB11



Tuesday, February 15, 2011

PENGANGGURAN



PENDAHULUAN
Keadaan Indonesia yang perekonomiannya sedang terguncang dan tidak stabil banyak mengakibatkan kesenjangan social, berawal pada masa selepas kepemimpinan soeharto yang kemudian menyebabkan krisis moneter yang berkepanjangan dan menyebabkan perekonomian Indonesia saat itu menjadi keadaan krisis terbesar yang pernah dialami oleh Indonesia sampai saat ini. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan karena Indonesia menjadi sangat terpuruk, masalah pengangguran ini bukan tidak pernah dicari solusinya, berbagai solusi sudah dicanangkan agar jumlah pengengguran terus bisa di tekan dan di kendalikan. Tetapi berbagai cara tersebut tidak terlalu berdampak besar terhadap pengurangan angka pengangguran di Indonesia. Tetapi menurut data pengangguran Indonesia, pada tahun-tahun belakangan angka pengangguran rata-rata di Indonesia sudah menurun. Walaupun angkanya masih belum menunjukkan angka yang begitu besar tapi pemerintah tetap optimis untuk menekan laju pertumbuhan pengangguran dan terus berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selanjutnnya hal-hal mengenai pengangguran ini akan kita bahas pada Topik “Pengangguran”.
PEMBAHASAN
Penggangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau orang yang berusaha mencari pekerjaan yang layak baginya. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah social lainnya.
            Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan pengangguran harus mengurangi pengeluaran konsumsinya dan menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.Tingkat pengangguran yang tinggi juga menyebabkan kekacauan politik keamanan dan social sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunkan jumlah GNP dan pendapatan perkapital suatu Negara. Di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” dimana pekerjaan yang semestinya bias dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,  dilakukan oleh lebih banyak pekerja.
            Jenis dan macam pengangguran dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Pengangguran friksional adalah pengengguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lapangan kerja penganggur yang berusaha mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan pekerja.Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
2.      Pengangguran musiman adalah pengangguran karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur. Contohnya seperti seorang petani yang menanti musim tanam sehingga pada masa dia menunggu dia masih belum bekerja dan mengganggur sementara tanpa adanya kegiatan sampai pada saat tanam tiba, tukang penjual buah durian yang menunggu musim  durian sampai pada saatnya durian berbuah dan hasilnya bias untuk di jual.
3.      Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik dan turunnya siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja sehingga orang yang sedang mencari kerja belum tentu mendapatkan pekerjaan saat itu juga karena keterbatasan penawaran lapangan pekerjaan. Pengangguran pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persenan.
Masalah pengangguran bagi Negara Indonesia bagaikan masalah nasional yang begitu mencekik dan mengahantui Negara Indonesia secara terus menerus, pengangguran juga seperti virus yang tiada henti untuk menyinggahi setiap wilayah bagian Negara, karena pengangguran masalah yang paling dominan yang dapat menimbulkan berbagai macam efek negative yang bias sangat menghancurkan perekonomian sebuah Negara. Pengangguran juga awal dari sebuah ketidak amanan suatu Negara akibat yang dapat di timbulkan dari efek pengangguran
1.      Tingkat kriminalitas yang sangat tinggi yang bisa menyebabkan orang-orang akan merasa tidak aman lagi untuk tinggal di suatu daerah. Penganggur akan berusah untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan cara singkat yaitu dengan melakukan tindak kriminalitas. Dari kebanyakan narapidana yang berada di bui (penjara) adalah penjahat yang ditanggap akibat tindak kriminal yang bermotif keadaan ekonomi yang menjepit yang memaksa mereka berpikiran singkat dan menghilangkan akal sehat sehingga hanya mementingkan naluri untuk tetap hidup dan melakukan segala cara untuk mempertahankan hidup. Miris memang, keadaan ini benar-benar sangat riil dapat terlihat jelas di lingkungan luas Negara Indonesia.
2.      Kurang gizi masyarakat, pengangguran akan menciptakan masyarakat yang memiliki daya beli yang sangat rendah sehingga mereka tidak dapat memenuhi konsumsi makanan sehat untuk sehari-hari karena daya beli masyarakat yang menganggur sangat rendah, bahkan mereka benar-benar tidak mampu untuk membeli makanan. Akibat yang sangat mungkin juga terjadi apabila para pengangguran yang tidak mampu membeli kebutuhan pokok sehingga banyak masyarakat kurang gizi.
3.      Kemiskinan, pengangguran akan berdampak sangat besar terhadap kemiskinan, sehingga meningkatnya jumlah penemis dan gelandangan dijalanan yang akan mengakibatkan perusakan atau kekacauan pemandangan suatu daerah. Dan dampak kemiskinan yang berkepanjangan tentu akan membuat keadaan atau psikologi seseorang akan menjadi terganggu dalam arti kata kemiskinan akan membuat banyak masyakat yang stress atau gila dan bahkan akan berdampak pada tingkat bunuh diri yang semakin tinggi.
Cara mengatasi pengangguran akibat diatas diperlukan beberapa cara untuk mengatasi pengangguran
1.      Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satunya penyebab dari pengangguran adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga iya tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.
2.      Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak sehingga dapat mampu mengatasi tingkat pengangguran yang tinggi. Dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan seharusnya tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saya tapi bagi orang yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan juga harus ikut andil dalam pengurangan pengangguran, karena tidak mungkin juga pemerintah dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang begitu besar sekaligus jadi pihak-pihak yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan juga dapat ikut andil dalam melakuakan proses penyediaan lapangan pekerjaan ini.
3.      Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan misalnya kursus menjahit, pelatihan membuat kerajian tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan dibanyak daerah. Hal ini juga dapat termasuk menjadi cara yang ampuh untuk mengatasi pengangguran, sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi juga mampu bekerja sendiri sehingga yang mereka butuhkan hanya modal dan selanjutnya mereka yang memiliki keterampilan itu akan mampu mendapatkan penghasilan dari kerajinan yang mereka buat.
4.      Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga yang mampu memberikan bantuan kredit atau langsung bekerja sama dengan bank-bank tertentu untuk memberikan kredit pada masyarakat yang kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan akan mampu membantu mereka untuk mendirikan suatu usaha mandiri misalnya UKM dan yang lainnya.
5.      Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan non formal, pendidikan non formal ini bias berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi atau peningkatan EQ, serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mampu menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah yang hanya bisa melamar pekerjaan.
Cara mengatasi pengangguran ini sangat memungkinkan untuk benar-benar mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia yang semakin lama jumlah semakin meningkat karena berbagai benerapa factor pertumbuhan penduduk yang masih tinggi dan daya saing ekonomi masyarakat yang masih sangatt rendah.


PENUTUP
Demikianlah pembahasan tentang pengangguran beserta macam serta cara penanggulangan pengangguran. Dalam pembuatan bacaan ini mungkin masih banyak kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam isi dan penulisan. Mudah-mudahan bacaan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
KESIMPULAN
Memang pengguran di Indonesia sangat berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetapi dengan program pemerintah yang matang dan juga peran masyarakat yang ikut andil dalam penekanan jumalah tingkat pengangguran semua masalah pengengguran dapat di tanggulangi walau butuh waktu untuk benar-benar memperkecil jumlah pengangguran. Tetapi semua usaha pasti tidak akan sia-sia bila semuanya telah terstruktur secara rapid an matang.

SUMBER          :www.wikipedia
                        www.anneahira.com
Disusun oleh    :Silmi Izzati,    Kelas : 1EB11         NPM:26210546