Tantangan di Era Globalisasi
Ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya pergerakan barang, modal dan uang dengan bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar negeri) sama. Sehingga era globalisasi sering menjadi dilema bagi masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Kita tidak bisa membendung dan menahan bergulirnya globalisasi di tengah-tengah masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap tantangan globalisasi. Para pelaku usaha khususnya koperasi dan UMKM harus mampu bersikap reaktif dan antisipatif menghadapi globalisasi ekonomi. Bukan mengeluh dan berteriak bahwa kita belum siap menghadapi globalisasi tanpa ada usaha dan kerja keras. Berteriak dan mengeluh bukan merupakan jalan keluar dari ancaman globalisasi.
Kontroversipun muncul di kalangan akademisi, pengamat dan para pelaku bisnis. Ada yang berteriak lantang, bahwa kita belum siap menghadapi perdagangan bebas dengan Cina (ACFTA), namun anehnya setelah ditelusuri siapa yang berteriak lantang? Rupanya berasal dari pengamat bukan pelaku bisnis. Kalau ada pelaku bisnis yang berteriak belum siap, bisa jadi mereka adalah pelaku bisnis yang mengemplang pajak.
Cukup kita sadari bahwa globalisasi ekonomi sekalipun telah menjadi sistem yang mendunia, tetapi tetap saja berada dalam ranah yang penuh kontroversi. Di satu sisi globalisasi mempunyai dampak positif di antara aktor-aktor ekonomi dunia. Mereka meyakini bahwa pasar terbuka, arus modal tanpa pembatas, akan memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi terwujudnya kesejahteraan untuk semua. Sebaliknya di sisi lain kelompok anti globalisasi meyakini bahwa liberalisasi ekonomi hanya akan menguntungkan yang kuat dan melumpuhkan yang lemah, menciptakan kebangkrutan dan ketergantungan struktural negara berkembang atas negara maju.
Untuk itu globalisasi ekonomi haruslah disikapi dengan kritis, hati-hati, dan penuh perhitungan. Seperti misalnya dampak perdagangan Indonesia dengan Cina pasca ditetapkannya ACFTA, apakah membawa nikmat dan berkah atau membawa sengsara. Atau sengsara membawa nikmat. Membanjirnya produk dari Cina di Indonesia, di satu sisi bisa menjadi pemicu bangkitnya UMKM di negeri kita untuk meningkatkan daya saing produksinya. Namun di sisi lain murahnya produk dari Cina menguntungkan konsumen di negeri kita yang memiliki kemampuan daya beli terbatas karena berpendapatan rendah.
Secara umum koperasi di dunia akan menikmati manfaat besar dari adanya perdagangan
Ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya pergerakan barang, modal dan uang dengan bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar negeri) sama. Sehingga era globalisasi sering menjadi dilema bagi masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Kita tidak bisa membendung dan menahan bergulirnya globalisasi di tengah-tengah masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap tantangan globalisasi. Para pelaku usaha khususnya koperasi dan UMKM harus mampu bersikap reaktif dan antisipatif menghadapi globalisasi ekonomi. Bukan mengeluh dan berteriak bahwa kita belum siap menghadapi globalisasi tanpa ada usaha dan kerja keras. Berteriak dan mengeluh bukan merupakan jalan keluar dari ancaman globalisasi.
Kontroversipun muncul di kalangan akademisi, pengamat dan para pelaku bisnis. Ada yang berteriak lantang, bahwa kita belum siap menghadapi perdagangan bebas dengan Cina (ACFTA), namun anehnya setelah ditelusuri siapa yang berteriak lantang? Rupanya berasal dari pengamat bukan pelaku bisnis. Kalau ada pelaku bisnis yang berteriak belum siap, bisa jadi mereka adalah pelaku bisnis yang mengemplang pajak.
Cukup kita sadari bahwa globalisasi ekonomi sekalipun telah menjadi sistem yang mendunia, tetapi tetap saja berada dalam ranah yang penuh kontroversi. Di satu sisi globalisasi mempunyai dampak positif di antara aktor-aktor ekonomi dunia. Mereka meyakini bahwa pasar terbuka, arus modal tanpa pembatas, akan memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi terwujudnya kesejahteraan untuk semua. Sebaliknya di sisi lain kelompok anti globalisasi meyakini bahwa liberalisasi ekonomi hanya akan menguntungkan yang kuat dan melumpuhkan yang lemah, menciptakan kebangkrutan dan ketergantungan struktural negara berkembang atas negara maju.
Untuk itu globalisasi ekonomi haruslah disikapi dengan kritis, hati-hati, dan penuh perhitungan. Seperti misalnya dampak perdagangan Indonesia dengan Cina pasca ditetapkannya ACFTA, apakah membawa nikmat dan berkah atau membawa sengsara. Atau sengsara membawa nikmat. Membanjirnya produk dari Cina di Indonesia, di satu sisi bisa menjadi pemicu bangkitnya UMKM di negeri kita untuk meningkatkan daya saing produksinya. Namun di sisi lain murahnya produk dari Cina menguntungkan konsumen di negeri kita yang memiliki kemampuan daya beli terbatas karena berpendapatan rendah.
Secara umum koperasi di dunia akan menikmati manfaat besar dari adanya perdagangan
bebas, karena pada dasarnya perdagangan bebas itu akan selalu
membawa pada persaingan yang lebih baik dan membawa pada tingkat keseimbangan
harga yang wajar serta efisien. Peniadaan hambatan perdagangan akan
memperlancar arus perdagangan dan terbukanya pilihan barang dari seluruh
pelosok penjuru dunia secara bebas. Dengan demikian konsumen akan menikmati
kebebasan untuk memenuhi hasrat konsumsinya secara optimal. Meluasnya konsumsi
masyarakat dunia akan mendorong meluas dan
meningkatnya usaha koperasi yang bergerak di bidang konsumsi. Selain itu dengan
peniadaan hambatan perdagangan oleh pemerintah melalui peniadaan non torif barier dan penurunan tarif akan
menyerahkan mekanisme seleksi sepenuhnya kepada masyarakat.Koperasi sebenarnya menjadi wahana
masyarakat untuk melindungi diri dari kemungkinan kerugian yang timbul akibat
perdagangan
bebas.Dalam era
globalisasi yang semakin menguat, penguasaan terhadap Teknologi Komunikasi danInformasi
(Information Communication Technology) merupakan keharusan yang tak lagi bisa ditawar. Tidak mengherankan, bila
teknologi yang juga menjadi penopang globalisasi ini
mengalami perkembangan yang luar biasa pesat. Dalam
pengembangan usaha, teknologi
informasi memberikan dampak yang sangat besar baik dalam
pengembangan produk dan
layanan, baik dalam hal jumlah, kualitas, serta mobilitas.
Berkat teknologi informasi, produk
bukan hanya berkualitas lebih bagus tetapi juga lebih efisien
dan mudah dijangkau beragam
kalangan.
Mempertimbangkan begitu pentingnya teknologi dan informasi,
sudah waktunya bagi koperasi
untuk menyiapkan diri dan menggunakan momen perkembangan
teknologi ini bagi kepentingan
usaha. Karena bila tidak, koperasi akan kehilangan
kesempatan, tidak berkembang, dan semakin
terisisih dalam persaingan dan berhadapan dengan pengusaha
besar yang sangat sigap mengakses
dan mengembangkan IT sebagai basis bagi percepatan dan
pengembangan usaha mereka.
Kegiatan koperasi kredit,
baik secara teoritis maupun empiris, terbukti mempunyai kemampuan untuk membangun segmentasi pasar yang
kuat sebagai akibat struktur pasar keuangan yang sangat tidak sempurna, terutama jika menyangkut masalah informasi.
Bagi koperasi kredit keterbukaan perdagangan
dan aliran modal yang keluar masuk akan merupakan kehadiran pesaing baru
terhadap pasar keuangan,
namun tetap tidak dapat menjangkau para anggota koperasi. Apabila
koperasi kredit mempunyai jaringan yang luas
dan menutup usahanya hanya untuk pelayanan anggota saja, maka segmentasi ini
akan sulit untuk ditembus pesaing baru. Bagi koperasi-koperasi kredit di negara
berkembang, adanya globalisasi ekonomi dunia akan merupakan peluang untuk
mengadakan kerjasama dengan koperasi kredit
di negara maju dalam membangun sistem perkreditan melalui koperasi.Koperasi kredit atau
simpan pinjam di masa mendatang akan menjadi pilar kekuatan
sekitar koperasi yang perlu diikuti oleh dukungan
lainnya seperti sistem pengawasan dan jaminan.
Secara teoritis sumber kekuatan koperasi sebagai badan usaha
dalam konteks kehidupan perekonomian, dapat
dilihat dari kemampuan untuk menciptakan kekuatan monopoli dengan derajat
monopoli tertentu. Tetapi ini adalah kekuatan semu dan justru dapat menimbulkan
kerugian bagian anggota masyarakat di luar koperasi. Sumber kekuatan lain
adalah kemampuan memanfaatkan berbagai potensi external economies yang timbul di sekitar kegiatan ekonomi para
anggotanya.
Keadaan yang sangat
memprihatinkan tentang koperasi ini harus ada upaya pengendalian dari
pemerintah maupun kerjasama dari masyarakt,karena dengan adanya kerjasama antar
pihak pemerintah dan masyarakat koperasi di Indonesia dapat berkembang dengan
baik dan tidak lagi tertinggal dari badan usaha lain.Dan juga masyarakat
Indonesia perlu diasah dan diberikan penyuluhan tentang manfaat koperasi dan
juga mewujudkannya dalam bentuk nyata, bukan sekedar penyuluhan dan tidak
adanya control yang jelas terhadap penjalanan fungis dari koperasi itu sendiri.
Sumber tambahan: http://www.riaupos.co.id
No comments:
Post a Comment