logo

logo
logo gunadarma

Sunday, May 6, 2012

Pemerintah fokuskan APBN "sehat"

Dalam perkembangan kasus perekonomian di jakarta,Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan fokus pemerintah saat ini adalah mensukseskan perekonomian dan melaksanakan serta menjaga APBN tetap sehat sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat. 


"Seperti arahan Presiden, dua kata kunci yang harus dipegang adalah perekonomian sukses dan rencana di APBN terlaksana," kata Hatta Rajasa dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, Kamis. 


Menurut Hatta, target pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan dalam APBN-P 2012 harus tercapai. Kondisi APBN juga harus terjaga sehat sehingga tidak menimbulkan distorsi. 


"Pemerintah akan fokus ke situ," tegas Hatta Rajasa.


Menurut dia, beberapa asumsi makro tahun 2012 adalah mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, menekan inflasi di bawah 6,8 persen, tingkat suku bunga kredit sebesar 5,0 persen, menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar di level Rp9.000 per dolar, dan asumsi harga minyak sebesar 105 dolar AS per barel.


Namun demikian bisa saja terjadi perubahan seiring perjalanan waktu sehingga bisa saja postur APBN-P berubah. Misalnya asumsi APBN-P yang didesain bersama DPR ada kenaikan harga BBM sebesar Rp1.500 per liter.


"Ini yang dikatakan Presiden tadi terjadi `mismatch`, karena sampai saat ini belum bisa kita laksanakan karena pasal 7 ayat 6a UU APBNP 2012 belum memenuhi itu. Namun, yang lebih penting adalah menjaga dan mengawal APBN-P dan memastikan pelaksanaannya berjalan baik dan sehat," lanjut Hatta.


Menurut dia, untuk menjaga APBN-P tetap sehat harus dilakukan beberapa kebijakan untuk menjaga ketahanan fiskal. Kebijakan itu di antaranya optimalisasi pendapatan negara yang berasal dari kenaikan harga minyak, memastikan target penerimaan perpajakan APBN-P 2012, dan optimalisasi penerimaan dari sektor minerba.


Hatta mengimbau para kepala daerah untuk melakukan langkah-langkah penghematan. Seperti yang saat ini dilakukan adalah penghematan anggaran BBM di kementerian sebesar Rp19 triliun, pemotongan anggaran kementerian dan lembaga. 


Selain itu peningkatan penyerapan anggaran di kementerian/lembaga hingga 95 persen, penghematan subsidi pangan, penghematan subsidi beras miskin, penghematan anggaran subsidi siswa miskin, dan penghematan anggaran kompensasi perubahan subsidi.


Terkait dengan penghematan BBM, Hatta berbagi resep mudah. Penghematan itu bisa dilakukan melalui kebijakan fiskal dan menjaga defisit di bawah 3,0 persen.


"Caranya bagaimana? Yang pertama adalah konsisten melakukan konversi BBM ke bahan gas, karena bahan gas kita masih banyak. Kedua adalah mengurangi kebocoran," katanya. 


Selain itu juga pengendalian. Saat ini pemerintah masih melakukan pendalaman karena terjadi perbedaan pendapat di masyarakat. Ada usulan yang menggunakan tahun, atau berdasarkan kapasitas mesin kendaraan.


Terkait upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi, lanjut Hatta, pemerintah memiliki beberapa langkah yang akan ditempuh.


Pertama mendorong percepatan belanja untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi. Kedua, menjaga tingkat daya beli masyarakat. Ketiga, optimalisasi program perlindungan sosial.

No comments:

Post a Comment