Meningkatnya permintaan sutra alam saat ini masih belum diimbangi
kemampauan petani dalam mengembangkan kualitas kokon dan produk sutra
lainnya. “Ini peluang yang harus segera diambil,” kata Kepala Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kepada VIVAnews di ruang kerjanya.
Dengan
pengembangan pengolahan kokon menjadi benang justru akan meningkatkan
penghasilan para petani sutra alam. Saat ini harga kokon di petani
Kabupaten Cianjur berkisar antara Rp22.000 - Rp30.000 per kilogram,
tergantung kualitasnya. Sedangkan harga benang sutra alam di tingkat
petani sudah Rp350 ribu - Rp450 ribu per kg.
Bahkan, bila harga
ini melonjak jadi Rp550 ribu – Rp650 ribu di pasar. "Ini peluang yang
harus di ambil untuk kesejahteraan petani,” katanya.
Saat ini
masih banyak keterbatasan petani dalam mengolah kokon produksi mereka.
Padahal untuk mengolah kokon menjadi benang tidak terlalu sulit dan
tidak membutuhkan teknologi mahal.
Dengan teknologi sederhana
pengolahan 10 kokon bisa menghasilkan 1 kg benang sutra alam. Rata-rata
petani sutra di Kabupaten Cianjur bisa menghasilkan 1.000 kokon dalam
sebulan. Tentu saja, bila diolah dulu, kesejahteraan petani akan
meningkat.
Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Cianjur,
perputaran uang dari bisnis sutra alam di wilayah itu mencapai Rp3
miliar per tahun. Dengan pengembangan teknologi dan kemampauan petani,
dua tahun ke depan perputarannya akan meningkat hingga lima kali lipat
menjadi Rp15 miliar.
Hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan
tiga menteri pada 2006 silam. Dalam surat yang ditandatangani Menteri
Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Koprasi dan KUKM, serta Menteri
Kehutanan inimenyatakan Kabupaten Cianjur, Bali, dan Sulawesi menjadi
salah satu percontohan pengembangan sutra alam.
No comments:
Post a Comment