logo

logo
logo gunadarma

Thursday, June 21, 2012

Pupuk Indonesia keluhkan harga & suplai gas

Persoalan gas seperti yang diketahui memiliki dampak yang cukup buruk bagi sektor industri. Selain kenaikan harga gas yang tinggi dilakukan PT Perusahaan Gas Nasional (PGN), saat ini pasokan pun juga tidak tersuplai dengan baik.

Salah satunya Pupuk Indonesia Holding Company yang kerepotan dengan masalah gas industri. Hal ini menjadi problematika serius, karena berkaitan dengan produksi pupuk.

"Harga gas, kami harus beli harga gas dengan rata-rata gas dunia, paling tinggi terakhir kemarin kita beli dengan harga USD8. Selain itu suplai yang sering terhambat. Sudah harga tinggi, barang juga enggak ada. Ini problematika pupuk sekarang," ujar Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Holding Company Bambang Cahyono, dalam paparannya pada acara seminar 'Konsultasi Publik Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional dalam Menghadapi Dinamika Ekonomi Global, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/6/2012)

Bambang menuturkan, beberapa waktu lalu, salah satu pabrik pupuk yang terdapat di Aceh berhenti beroperasi. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya gas yang disuplai lagi untuk pabrik tersebut. "Ada pabrik di Aceh, sampai hari ini tidak berjalan sama sekali karena gasnya tidak ada," jelasnya.

Kemudian, Bambang menambahkan, salah satu pabrik yang masih di wilayah Sumatera terpaksa membeli gas dengan harga hingga USD11. Pembelian harga tinggi itu terpaksa dilakukan, karena menurutnya jika operasi pabrik berhenti maka ketersediaan pupuk yang dibutuhkan juga sulit dipenuhi.

Bambang menegaskan, seperti yang tertuang dalam kebijakan korporasi, pada aspek produksi PIHC sudah melakukan kerja sama dengan BP Migas dalam hal suplai gas.

No comments:

Post a Comment