Momentum Hari Pendidikan Nasional selalu menjadi sebuah peringatan
akan pentingnya pendidikan bagi sebuah bangsa. Peringatan ini juga
menjadi perenungan bersama mengenai kualitas pendidikan di negara kita,
Indonesia. Lalu, bagaimana kondisi pendidikan Indonesia saat ini?
Jika kita lihat saat ini, kondisi pendidikan Indonesia masih saja
memprihatinkan, diantaranya mengenai fasilitas pendidikan di
daerah-daerah, baik sarana maupun prasarana pendidikan. Masih saja
terdengar kabar ada bangunan sekolah yang tidak layak untuk
digunakan,Sebagai contoh, diberitakan bahwa masih ada sekitar 2.000
ruang kelas di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dalam kondisi
memprihatinkan. Bahkan kondisi ruang kelas tersebut tidak layak pakai
untuk proses belajar-mengajar. Tak hanya itu saja, ada pula
daerah-daerah yang kekurangan tenaga guru untuk mengajar.
Belum lagi masalah moral generasi muda kita. Sekarang ini banyak
generasi muda kita yang lebih mengandalkan otot daripada otak, Kita
lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah
merambah ke dunia kampus. kita jarang melihat demonstrasi yang santun
dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan
perilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah
demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau
pesanan sang pejabat.Selain itu, berita-berita mengenai tindakan
pencurian, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan
perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di
negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan
terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut
terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak
lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang – menyayangi
kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah
melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim
pendidikan kita selama ini ?
Semua itu bisa terjadi karena kurang seriusnya pemerintah dalam
menangani bidang pendidikan, ditambah lagi dengan bobroknya moral
pejabat – pejabat kita, seperti korupsi, suap, mengumpat di sidang
paripurna, dan sebagainya, padahal mereka rata – rata berpendidikan
tinggi, belum lagi peran orang tua yang kurang mendidik, seperti Para
orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya, kalau perlu didongkrak
supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit. Kalaupun NEM anaknya rendah,
cara yang paling praktis adalah mencari lobby untuk memasukan anaknya ke
sekolah yang diinginkan, kalau perlu nyuap. Perilaku para orang tua
seperti ini (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung sudah
mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan.
makanya tidak aneh sekarang ini banyak oknum pejabat jadi penipu dan
pembohong rakyat.
Dengan demikian, apabila kita ingin memperbaiki kualitas pendidikan
dan mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan
bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat dalam dunia
pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi
panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk
berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku
santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan
kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.
Tapi para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan
tinggal harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai
dari level tertinggi hingga terendah di legislative, eksekutif dan
yudikatif harus segera menghentikan segala bentuk petualangan mereka
yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi atau kelompok sesaat
dengan mengorbankan kepentingan negara. Sehingga generasi muda Indonesia
memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa
ini kedepan
No comments:
Post a Comment