Politikindonesia - Indonesia dengan Malaysia
harus menata kembali hubungan bilateralnya dari awal agar kedua negara
berdampingan itu hidup rukun. Selama ini, hubungan bilateral kedua
negara lebih banyak berdasarkan kepentingan emosional dan tanpa landasan
yang rasional.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh Wakil Ketua Majelis
Permusyawaratan Rakyat, M. Hajriyanto disela-sela acara open house di
rumahnya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, di Karanganyar, Senin
(13/09).
“Indonesia dengan Malaysia harus menata hubungan bilateralnya dari nol
apabila menginginkan kedua negara yang berdampingan itu hidup rukun,”
terangnya.
Hajriyanto mengkritik, selama ini hubungan bilateral kedua negara hanya
berdasarkan kepentingan emosional dan tanpa landasan yang rasional.
Akibatnya, sambung dia, setiap kali kedua negara itu menghadapi
persoalan, bahkan kadang sedikit saja, hubungan mereka langsung goyah.
“Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Malaysia semestinya dibangun
secara rasional, tidak emosional saja, sehingga kalau ada
ketidakcocokkan tidak menjadi benih-benih perselisihan seperti sekarang
ini,” katanya.
Hajriyanto menyebut, Indonesia dengan Malaysia memang bangsa serumpun.
Tetapi, katanya, hubungan bilateral kedua negara harus bisa dipisahkan
dengan persoalan kesamaan rumpun bangsa itu. “Karena kedua negara,
bagaimanapun, mempunyai kepentingan yang berbeda,” katanya.
Dalam pandangan Hajriyanto, terdapat relatif banyak persoalan antara
kedua negara, yang bisa memicu masalah. Misalnya, mengenai tenaga
kerja, dan perbatasan baik di darat maupun di laut. “Hal-hal seperti
ini kalau tidak cepat diselesaikan bisa menjadi persoalan yang
berkelanjutan,” katanya.
No comments:
Post a Comment