Sejarah perjalanan bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia mencatat
betapa perempuan mempunyai peran yang strategis. Utamanya dalam
menegakkan pilar-pilar kejayaan suatu bangsa di antaranya membangun
kemandirian, daya saing,dan peradaban unggul.
Dimensi kepeloporan perempuan
secara konkret dapat kita saksikan dari berbagai sudut.Dari medan laga
pertempuran nama Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dhien, Christina Martha
Tiahahu, hingga SK Trimurti membuktikan bahwa perempuan bisa diandalkan
ketika dipercaya bertarung di garda depan.
Di sektor pendidikan
dan pengembangan sumber daya manusia, kita juga merasakan sentuhan kuat
perempuan sebagaimana dilakukanHjRasunahSaid, Nyi AgengSerang,Nyi
AisyahDahlan,dan RA Kartini.Mereka adalah aktor utama dalam membebaskan
paradigma berpikir para perempuan. Obor bagi perempuan di zamannya dan
inspirasi bagi perempuan masa kini.
Dalam konteks ini, perempuan
mampu menunjukkan peran sentralnya selain kodratnya sebagai seorang
istri dan ibu.Menghilangkan kekangan paradigma patriarki memang bukan
persoalan mudah, namun bukan berarti tidak mungkin hal itu terjadi.
Diskriminasi terhadap perempuan masih sering terjadi. Di lingkungan
keluarga masih banyak terjadi anak perempuan cenderung dikesampingkan
haknya untuk memperoleh pendidikan daripada anak laki-laki.
Di
ruang publik pun,perdebatan apakah seorang perempuan berhak menjabat
sebagai pemimpin atau tidak masih kencang berhembus? Untuk itu,perempuan
harus mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas dirinya dalam segala
hal. Pertama, dalam konteks individu perempuan harus bisa menunjukkan
kualitas dirinya berpendidikan, religius, santun, dan beretika.Perempuan
harus mampu membawa dan menjaga martabat dirinya.
Kedua,
sebagai seorang istri dan ibu yang diberikan kodrat melahirkan,
perempuan berkewajiban untuk mampu menanamkan karakter dan mendidik
putra putrinya untuk menjadi generasi berkualitas, beriman,dan bertakwa.
Dengan begitu,para generasi penerus ini mampu mengelola bangsa ini
menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Nah, karena itulah, perempuan
harus mampu menunjukkan kapasitas dirinya untuk terjun langsung mengisi
dan memajukan bangsa.
Ikut andil sebagai pengambil
keputusan.Berkiprah sesuai bidang keahlian keilmuannya. Perempuan adalah
poros bangsa.Di tangan perempuanlah ternyata karakter bangsa dibentuk,
kemandirian diciptakan, dan pembangunan dijalankan. Rusak perempuan,
runtuh pula negara.
No comments:
Post a Comment