Keinginan pemerintah memacu pembangunan infrastruktur diyakini
menjadi strategi untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih cepat sekaligus
menjaga sistem ekonomi nasional dari ancaman krisis ekonomi dunia.
Guru besar Universitas
Indonesia Firmanzah menyatakan, kebutuhan infrastruktur menjadi
kebutuhan utama di Indonesia. Kebutuhan sarana dan prasarana diperlukan
untuk pelayanan publik, menggerakkan aktivitas ekonomi, dan mendorong
peningkatan investasi. Pembangunan infrastruktur tidak hanya terbatas
pada infrastruktur fisik saja, tapi juga nonfisik seperti reformasi
perizinan, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi nasional.
Firmanzah
menuturkan, pembangunan infrastruktur sangat berpengaruh pada
percepatan pertumbuhan ekonomi. ”Pengaruhnya besar, tanpa infrastruktur,
aktivitas ekonomi terhambat.Kalaupun berjalan, tidak akan optimal,”
kata Firmanzah tadi malam. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa
mengungkapkan, salah satu persoalan yang kini mendapat perhatian khusus
pemerintah adalah ketersediaan sarana dan prasarana.
”Kita akan
prioritaskan masalah yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur
kita, baik program- program yang masuk rencana kerja pemerintah (RKP)
maupun pembangunan infrastruktur oleh BUMN dan swasta yang masuk dalam
MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia),”
jelas Hatta kemarin. Dari sisi anggaran,tahun ini pemerintah
mengalokasikan Rp36,7 triliun khusus untuk pembangunan infrastruktur
dalam negeri.
Selain anggaran yang sudah dialokasikan dalam
APBN, pemerintah juga mendorong penggunaan saldo anggaran lebih (SAL)
untuk peningkatan anggaran infrastruktur. Dalam Rencana Kerja Pemerintah
2012, pemerintah telah menetapkan beberapa proyek infrastruktur yang
akan dikerjakan. Di antaranya percepatan pembangunan Waduk Jatigede,
Jatibarang, dan Pandan Suri.
Selain itu, pembangunan bendungan
gerak di Bojonegoro,pembangunan prasarana pengendalian banjir di DKI
Jakarta,Sungai Citarum di Jawa Barat, dan pengamanan pantai di Sulawesi
Utara. Untuk infrastruktur jalan, pemerintah akan meningkatkan kualitas
jalan nasional sepanjang 36.823 km di Indonesia,
peningkatan
kapasitas jalan di lintas timur Sumatera, lintas utara Jawa,lintas
selatan Kalimantan, lintas barat NTB, Maluku, dan lintas batas Papua.
Kemudian, rencana pembangunan jalan strategis sepanjang 175 km terutama
di wilayah perbatasan dan lintas selatan Jawa, pembangunan jalan tol
sepanjang 168 km di Sumatera dan trans-Jawa.
No comments:
Post a Comment