Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun ini merealisasi APBN sekitar
92,19% dari total anggaran Rp1,1 triliun. "Sisa anggaran Rp77,4 miliar
merupakan penghematan operasional dan anggaran Dewan Koperasi Indonesia
yang diblokir," ujar Menkop dan UKM Sjarifuddin Hasan kepada wartawan
pada laporan akhir tahun kinerja instansinya hari ini.
Penghematan
dilakukan dari pemakaian listrik, telepon dan air serta berbagai
efisiensi dari pelaksana kegiatan bersifat kontraktual seperti
pelelangan, pekerjaan yang dikontrakkan kepada pihak ketiga.
Efisiensi atau penghematan dilakukan tanpa mengurangi kualitas
pekerjaan, sedangkan blokir anggaran Rp25 miliar dialokasikan bagi
Dekopin. Namun, karena hingga tutup buku tidak bisa menyelesaikan
program, dana dikembalikan ke kas negara.
Dengan demikian total
anggaran yang berhasil direalisasi instansi ini sekitar Rp990,474
miliar. Menurut Sjarifuddin, kinerja yang dicapai instansi telah
dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Terhadap
kinerja binaan mereka, yakni pelaku UMKM, penyerapan tenaga kerjanya
diperkirakan meningkat 3,55%, atau naik dari 99.401.775 orang pada 2010
menjadi 101.722.458 orang.
Selain itu juga terjadi peningkatan
petumbuhan pada pelaku UMKM sebesar 2,02%. Pada 2010 jumlah UMKM
sebanyak 55.206.44 unit, naik menjadi 54.559.969 unit hingga akhir
Desember 2011.
Salah satu keberhasilan program yang dilaksanakan
Kemenkop dan UKM pada 2011 adalah One Village One Product (OVOP).
Program yang dikembangkan untuk mengeksploitasi komoditas unggulan
daerah itu sebanyak delapan jenis.
Masing-masing, jeruk kalamansi
(Bengkulu), batik tulis (Pacitan, Jatim), nanas (Prabumulih, Sumsel),
bordir (Tasikmalaya, Jabar), kopi organik (Tanggamus, Lampung), kakao
(Palopo, Sulsel), tenun cual (Bangka Belitung), dan bawang goreng (Palu,
Sulteng).
Sumber:Berita
No comments:
Post a Comment