Hampir
saban hari disaksikan di televisi dapat dibaca di media cetak bahwa
kerusuhan sangat mudah terjadi di berbagai tempat di negeri ini.
Pemicunya mulai dari yang bernuansa politik seperti soal pemilihan
kepada daerah, hingga masalah penyerobotan tanah rakyat oleh perusahaan
dibantu aparat pemerintah. Celakanya, hampir setiap kerusuhan selalu
menimbulkan korban jiwa.
Mengapa di negeri ini mudah terjadi kerusuhan? Padahal, masyarakat
Indonesia dikenal ramah-tamah dan menjunjung tinggi kebersamaan.
Saya jadi penasaran. Masalahnya, rasa kebersamaan sebenarnya tetap
melingkupi warga masyarakat bangsa ini. Bahkan, semangat gotong-royong
masih hidup dan terutama di pedesaan. Untuk membangun sebuah rumah
tempat tinggal bagi keluarga warga sebuah desa, biasa dilakukan dengan
gotong-royong yang tulus dan ikhlas, tanpa diimingi materi.
Begitupun secara tradisional, di hampir semua etnis, ada suatu
mekanisme pemilihan pimpinan sehingga sangat jarang terjadi kerusuhan.
Karena, pemimpin yang diangkat muncul tanpa paksaan sebagaimana dengan
kasus-kasus kerusuhan pada pemilihan kepada daerah. Keduanya sama-sama
memilih pemimpin. Tetapi, yang pertama dengan aturan yang diikuti dan
sudah baku di masyarakat. Sementara yang kedua, mekanisme masyarakat
modern tetap dijunjung tinggi, namun seringkali diimingi dengan materi
alias uang agar seseorang bisa terpilih menjadi pemimpin.
Sayang sekali, pemilihan pemimpin masyarakat sering diikuti dengan aksi
kerusuhan. Kerusuhan biasanya dipicu sengketa lahan. Juga, seringkali
terjadi pemaksaan dan perkosaan terhadap hak rakyat. Perusahaan yang
bermodal kuat menggunakan kekuatan negara untuk menggusur rakyat dari
tanah tempat tinggal dan tempat mencari nafkah. Walau tidak sepenuhnya
demikian, tetapi rakyat selalu tidak berdaya ketika berhadapan dengan
perusahaan dan akhirnya terpaksa melepas haknya.
Sebenarnya masyarakat kita tetap menghargai rasa kebersamaan itu.
Namun, mengapa mekanisme kebersamaan itu tidak digunakan dalam
menyelesaikan suatu sengketa agar tidak terjadi konflik pemicu
kerusuhan?
Sekarang ini, saya prihatin dan sedih melihat anak bangsa tidak
dihargai hak-haknya. Itu terjadi baik dalam sengketa tanah seperti yang
mencuat di Sumsel dan Lampung, Bima (NTB), dan daerah lain. Lalu, siapa
yang akan menjadi pelindung rakyat jika semua memanfaatkan kekuatan
untuk mencapai tujuannya di tengah rakyat?
Sumber:
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=294232
No comments:
Post a Comment