logo

logo
logo gunadarma

Wednesday, January 4, 2012

Pertumbuhan Ekonomi Kurang Sentuh Penduduk Miskin

Pertumbuhan ekonomi dinilai kurang menyentuh penduduk yang berpenghasilan rendah dan miskin. Buktinya di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5%, jumlah penurunan penduduk miskin hanya sebesar 110 ribu orang atau 0,13%.

Hal tersebut diungkapkan peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wijaya Adi, Selasa (3/1).

"Pertumbuhan ekonomi kurang menyentuh pada penghasilan rendah dan miskin. Pertumbuhan ekonomi tinggi tapi kok pengentasan kemiskinan sedikit. Artinya siapa yang menikmati? Ya yang penghasilan tinggi," ungkapnya.

Karena itu, dia menegaskan, pertumbuhan ekonomi hendaknya harus menyentuh penduduk berpenghasilan rendah dan miskin. Program-program yang dijalankan pemerintah harus dikaitkan dengan penduduk miskin.

Menurut Wijaya, pertumbuhan ekonomi hanya fokus pada sektor yang berisi masyarakat berpendidikan tinggi, seperti telekomunikasi. Pertumbuhan ekonomi tidak berfokus pada sektor yang digeluti masyarakat berpenghasilan rendah, seperti pertanian.

"Sekarang memang mulai dipertanyakan pertumbuhan ekonomi yang didorong sektor mana? Sektor teknologi kan yang memang pendidikannya tinggi, kurang menyentuh yang sektor berpenghasilan rendah, seperti pertanian," tuturnya.

Dalam catatan pemerintah, sektor pengangkutan dan komunikasi menyumbang kontribusi pertumbuhan 1% pada pertumbuhan ekonomi 6,5%. Sementara sektor pertanian hanya menyumbang kontribusi pertumbuhan 0,4%. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan penyumbang kontribusi pertumbuhan dengan 1,6%.

Kemudian Wijaya mempertanyakan ke mana saja anggaran pemerintah yang nilainya puluhan triliun rupiah untuk pengentasan kemiskinan. Padahal dalam hitungannya, dengan syarat setiap orang yang dikatakan tidak miskin berpenghasilan Rp300 ribu per bulan atau Rp3,6 juta per tahun, jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk membuat 110 penduduk tidak lagi menjadi miskin cukup sebesar Rp4 triliun per tahun.

"Sekarang BPS bilang turun hanya 110 ribu yang miskin. Kalau Rp 3,6 juta (per orang per tahun), kita sebenarnya hanya butuh hampir Rp4 triliun. Berarti dana puluhan triliun rupiah itu larinya ke mana saja?" cetusnya.

Wijaya meminta publik harus menyelidiki lagi anggaran pengentasan kemiskinan pemerintah itu lari ke mana saja.

Sumber:http://www.mediaindonesia.com/read/2012/01/03/288929/4/2/-Pertumbuhan-Ekonomi-Kurang-Sentuh-Penduduk-Miskin

No comments:

Post a Comment