Pertumbuhan ekonomi dinilai kurang menyentuh penduduk yang
berpenghasilan rendah dan miskin. Buktinya di tengah-tengah pertumbuhan
ekonomi mencapai 6,5%, jumlah penurunan penduduk miskin hanya sebesar
110 ribu orang atau 0,13%.
Hal tersebut diungkapkan peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wijaya Adi, Selasa (3/1).
"Pertumbuhan ekonomi kurang menyentuh pada penghasilan rendah dan
miskin. Pertumbuhan ekonomi tinggi tapi kok pengentasan kemiskinan
sedikit. Artinya siapa yang menikmati? Ya yang penghasilan tinggi,"
ungkapnya.
Karena itu, dia menegaskan, pertumbuhan ekonomi hendaknya harus
menyentuh penduduk berpenghasilan rendah dan miskin. Program-program
yang dijalankan pemerintah harus dikaitkan dengan penduduk miskin.
Menurut Wijaya, pertumbuhan ekonomi hanya fokus pada sektor yang
berisi masyarakat berpendidikan tinggi, seperti telekomunikasi.
Pertumbuhan ekonomi tidak berfokus pada sektor yang digeluti masyarakat
berpenghasilan rendah, seperti pertanian.
"Sekarang memang mulai dipertanyakan pertumbuhan ekonomi yang
didorong sektor mana? Sektor teknologi kan yang memang pendidikannya
tinggi, kurang menyentuh yang sektor berpenghasilan rendah, seperti
pertanian," tuturnya.
Dalam catatan pemerintah, sektor pengangkutan dan komunikasi
menyumbang kontribusi pertumbuhan 1% pada pertumbuhan ekonomi 6,5%.
Sementara sektor pertanian hanya menyumbang kontribusi pertumbuhan 0,4%.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan penyumbang kontribusi
pertumbuhan dengan 1,6%.
Kemudian Wijaya mempertanyakan ke mana saja anggaran pemerintah yang
nilainya puluhan triliun rupiah untuk pengentasan kemiskinan. Padahal
dalam hitungannya, dengan syarat setiap orang yang dikatakan tidak
miskin berpenghasilan Rp300 ribu per bulan atau Rp3,6 juta per tahun,
jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk membuat 110 penduduk tidak lagi
menjadi miskin cukup sebesar Rp4 triliun per tahun.
"Sekarang BPS bilang turun hanya 110 ribu yang miskin. Kalau Rp 3,6
juta (per orang per tahun), kita sebenarnya hanya butuh hampir Rp4
triliun. Berarti dana puluhan triliun rupiah itu larinya ke mana saja?"
cetusnya.
Wijaya meminta publik harus menyelidiki lagi anggaran pengentasan kemiskinan pemerintah itu lari ke mana saja.
Sumber:http://www.mediaindonesia.com/read/2012/01/03/288929/4/2/-Pertumbuhan-Ekonomi-Kurang-Sentuh-Penduduk-Miskin
No comments:
Post a Comment